Meet with someone from the past....

Aku berjalan memasuki terminal lebak bulus dan memilih angkot yang sekiranya akan mempercepat lajuku menuju tujuan ku. Hari itu aku harus izin pulang cepat karena harus menghadiri pertemuan yang cukup penting. Mataku terus mengarah ke sebuah angkot berwarna telur asin dengan hiasan garis ungu di tengah bodynya. "Ah... ambil posisi dekat pintu aja.... biar gampang turun" bisikku dalam hati. Akupun terus melangkahkan kaki ku menuju posisi incaranku. Alhamdulillah dapat, sejenak aku membetulkan posisi duduk ku saat terdengar seorang ibu yang sibuk membuka pintu depan dekat supir. Sepertinya beliau kesulitan (ya maklumlah angkot di sini kan emang tak semuanya mulus). aku pun turun bermaksud membantu ibu berpakaian peach dengan tas wanita di lengan sebelah kirinya. Lama kupandang beliau sepertinya wajah ini lama ku kenal. Dan tak dinanya langsung saja ku sapa beliau dan mencium tangannya. "Bu payer pa kabarnya bu?" sapaku ta'zim. Perlu diketahui beliau adalah guruku diSMP dahulu. Dan akhirnya akupun memutuskan duduk bersamanya di kursi depan dekat supir.

aku tahu beliau tak mengingatku karena begitu banyak murid yang telah diajarnya. tapi bagaimanapun beliau adalah guruku yang telah menghantarkanku pada posisi sekarang ini. Seperjalanan bersama beliau, kami berbincang-bincang tentang mata pelajaran yang beliau ajarkan waktu itu. "Kesenian Jakarta" itu nama mata pelajarannya. Dan baru ku ketahui begitu besarnya pengorbanan beliau untuk mampu mengajarkan mata pelajaran tersebut (maklumlah beliau saat itu adalah guru pindahan dari maluku dan harus mengajar mata pelajaran baru yang beliau belum kuasai sebelumnya). Heubat... dari beliau jua aku tahu bagaimana perjuangan guru-guru di daerah yang dituntut tuk faham segala sesuatu karena minimnya SDM guru di wilayah tersebut (seperti bu muslimah dalam novel laskar pelangi). Pertemuan kali itu mengingatkanku pada Guru-guru ku yang lain di SMP (Jadi kangen sama Bu Nik - guru matematika ku yang the best bgt, Pak kadir guru - fisika ku yang Hebat, Bu sulastri - guru seni musikku yang cantik, dll (gak bisa disebutin karena banyak buanget)). hmm jadi ingat juga pada kenangan masa remaja (cie yang pernah remaja hehehe:-P). yang pasti sepanjang perjalanan itu kami berbincang tentang SMP kami, tentang pengalaman beliau, dan tak lupa petuah beliau untuk ku... "Kenapa tak jadi guru saja?" pertanyaan sekaligus nasihat beliau padaku. aku yang ditanya dan diberikan nasihat hanya mesem-mesem saja tak mampu menjawab...


Thanks to my Lord who gives me an exciting experience...