Juara or Not Juara

Pagi menjelang siang, dalam perjalanan menggunakan angkot biru muda jurusan keb.lama - ciputat, sepeti biasa tidak ada yg berbeda, supirnya asik mengendarai angkot dengan gaya sedikit ngebut dan terkadang ngetem di titik-titik tertentu. adapun penumpang yang lain asik dengan dirinya sendiri termasuk saya yang asik mengamati 2 insan yang baru saja masuk ke dalam angkot. 1 orang berwajah cemberut, sedangkan yang satunya lagi menemaninya sambil sesekali memberikan pengertian.
Eits bentar-bentar-bentar, jangan terburu-buru berpikir ini adalah kisah asmara 2 sejoli dalam angkot ya :D
hmmm apa, anda sudah terlanjur berpikir demikian.
OMG klo anda terbersit hal itu, maaf seribu kali maaf ya, anda salah dan silakan anda menebak sekali lagi hehehe :p
Ya, saya pastikan kembali kepada anda bahwa ini bukan kisah asrama ups salah asmara, melainkan kisah juara or not juara. -dan posisi saya hanya sebagai pengamat, mohon diingat baik-baik dengan posisi saya ini- :p
wajah cemberut itu adalah milik seorang anak yang usianya sekitar 5 tahunan dan satunya adalah ibundanya. Saya taksir keduanya baru saja selesai mengikuti lomba mewarnai. Loh kok tahu? ya iya dong kan mereka membahas tentang warna-warni, piala-piala dan sekolah-sekolah, pastinyalah lomba mewarnai masa lomba makan kerupuk :p.
Dalam wajah cemberutnya, terlihat begitu kesalnya diri sang anak karena tidak dapat memenangkan lomba tersebut. Apalagi sesekali dia menyebutkan nama sang juara yang begitu gembiranya memegang piala kemenangan. Mungkin kalo bahasa kitanya "kenapa bukan saya yang juara, kenapa dia yang harus menang?"
Anda tentu bertanya, lalu apa yang dilakukan sang bunda? atau mungkin justru telah menebak, pasti sang bunda berusaha memberi pengertian pada anaknya itu.
Ya,ya,ya. tebakan itu ada benarnya namun demikian ada catatan dalam pengematan saya. Ada kata yang perlu diwaspadai oleh orang tua saat menenangkan anaknya. Lalu apa kata-kata itu? penasaran, pengen tahu jawabannya, kita simak setelah yang satu ini *ust. Jamaah mode on*
Ada kata yang menurut saya menggores luka hati sang anak, baik itu disadari atau tidak. Dan mungkin ini sering dilakukan oleh kebanyakan para orang tua. namun demikian sekali lagi catatan pentingnya dalam tulisan ini adalah bahwa ini hanya berdasarkan pengamatan saya saja, jadi bisa bersifat subjektif loh dan akan berubah jika anda setuju dengan hasil pengamatan saya ini. atau dengan kata lain berarti kita telah subjektif berjamaan :D. Back to topik ya, Lalu apa kata-kata itu? Eng ing eng ini lah kata-katanya "Ade sih tadi mewarnainya tidak bagus".
Buat saya sebagai pengamat, kata-kata itu terkesan tajam dan memojokkan yang berarti bahwa kekalahan itu disebabkan oleh ketidakmampuan menyelesaikan sesuatunya dengan sempurna.
Dan kalo menurut saya juga neh, sebaiknya tidak perlu terucap kata-kata itu, dan masih menurut saya lagi, toh esensi lomba itu sebenarnya adalah menumbuhkan keberanian sang anak dalam berkompetisi, bahwa dalam hidup itu pasti ada menang dan ada kalah so keep easy going aja deh, dan yang pasti namanya lomba itu kan Having Fun, moso habis lomba malah kesel-keselan.
Tambahan lagi Juara or not to be Juaranya sang anak dalam lomba, sebaiknya orang tua harus tetap mengapresiasi hasil kinerja anaknya dengan bijak. Sehingga menjadi Orang tua Juara ^_^
Salam Juara
This story is Just Noted for Parents who like to suggest their son/daughter to join in coloring contest
Eits bentar-bentar-bentar, jangan terburu-buru berpikir ini adalah kisah asmara 2 sejoli dalam angkot ya :D
hmmm apa, anda sudah terlanjur berpikir demikian.
OMG klo anda terbersit hal itu, maaf seribu kali maaf ya, anda salah dan silakan anda menebak sekali lagi hehehe :p
Ya, saya pastikan kembali kepada anda bahwa ini bukan kisah asrama ups salah asmara, melainkan kisah juara or not juara. -dan posisi saya hanya sebagai pengamat, mohon diingat baik-baik dengan posisi saya ini- :p
wajah cemberut itu adalah milik seorang anak yang usianya sekitar 5 tahunan dan satunya adalah ibundanya. Saya taksir keduanya baru saja selesai mengikuti lomba mewarnai. Loh kok tahu? ya iya dong kan mereka membahas tentang warna-warni, piala-piala dan sekolah-sekolah, pastinyalah lomba mewarnai masa lomba makan kerupuk :p.
Dalam wajah cemberutnya, terlihat begitu kesalnya diri sang anak karena tidak dapat memenangkan lomba tersebut. Apalagi sesekali dia menyebutkan nama sang juara yang begitu gembiranya memegang piala kemenangan. Mungkin kalo bahasa kitanya "kenapa bukan saya yang juara, kenapa dia yang harus menang?"
Anda tentu bertanya, lalu apa yang dilakukan sang bunda? atau mungkin justru telah menebak, pasti sang bunda berusaha memberi pengertian pada anaknya itu.
Ya,ya,ya. tebakan itu ada benarnya namun demikian ada catatan dalam pengematan saya. Ada kata yang perlu diwaspadai oleh orang tua saat menenangkan anaknya. Lalu apa kata-kata itu? penasaran, pengen tahu jawabannya, kita simak setelah yang satu ini *ust. Jamaah mode on*
******************************** I K L A N **********************************
Ada kata yang menurut saya menggores luka hati sang anak, baik itu disadari atau tidak. Dan mungkin ini sering dilakukan oleh kebanyakan para orang tua. namun demikian sekali lagi catatan pentingnya dalam tulisan ini adalah bahwa ini hanya berdasarkan pengamatan saya saja, jadi bisa bersifat subjektif loh dan akan berubah jika anda setuju dengan hasil pengamatan saya ini. atau dengan kata lain berarti kita telah subjektif berjamaan :D. Back to topik ya, Lalu apa kata-kata itu? Eng ing eng ini lah kata-katanya "Ade sih tadi mewarnainya tidak bagus".
Buat saya sebagai pengamat, kata-kata itu terkesan tajam dan memojokkan yang berarti bahwa kekalahan itu disebabkan oleh ketidakmampuan menyelesaikan sesuatunya dengan sempurna.
Dan kalo menurut saya juga neh, sebaiknya tidak perlu terucap kata-kata itu, dan masih menurut saya lagi, toh esensi lomba itu sebenarnya adalah menumbuhkan keberanian sang anak dalam berkompetisi, bahwa dalam hidup itu pasti ada menang dan ada kalah so keep easy going aja deh, dan yang pasti namanya lomba itu kan Having Fun, moso habis lomba malah kesel-keselan.
Tambahan lagi Juara or not to be Juaranya sang anak dalam lomba, sebaiknya orang tua harus tetap mengapresiasi hasil kinerja anaknya dengan bijak. Sehingga menjadi Orang tua Juara ^_^
Salam Juara
This story is Just Noted for Parents who like to suggest their son/daughter to join in coloring contest
Labels: Cat Har
0 Comments:
Post a Comment
<< Home