Kiat sukses ASI Ekslusif untuk Bunda Bekerja
Dear Parents, semoga kita tak pernah kehilangan ide kreatif dalam mendidik anak-anak kita....
Saya lanjutkan cerita yang belum tuntas dulu ya, semoga bermanfaat....
ASI kita ketahui adalah cairan terbaik di dunia ini, tidak ada satupun susu makhluk Allah lainya yang mampu menandinginya walau semahal apapun atau sehebat apapun iklanya di media massa....
Keyakinan ini tertanam di dalam otak saya dan pemahaman ini menuntun sikap saya walaupun berat saya lalui....
Jadi jika bunda bekerja ingin tetap memberikan ASI ekslusif sambil bekekrja, tanamkan dulu dalam pikiran bunda bawah :
1. ASI is the best
2. Mimpikan bunda punya anak yang sehat dan cerdas
3. Ini tidak sulit, orang lain bisa, saya juga pasti bisa
4. Saya pasti mampu melakukannya, walau seberat apapun rintangannya.
5. Suami saya pasti mendukung....
Oke, jika itu sudah tertanam dalam otak bawah sadar bunda, maka memberi ASI walau bunda bekerja akan mudah semudah bunda melakukan aktifitas lainnya.....
Bagaimana caranya?
1. Sebelum masa cuti habis (minimal 15 hari) bunda dapat memulai memerah ASI. Saya menganjurkan manual dengan tangan saja. Untuk memudahkan dapat gunakan metode marmet. Pengalaman saya 15 menit biasanya dapat 150-200 cc
2. Lakukan pemerahan minimal 3 kali sehari dan beri kode.
3. Gunakan metode firs in firs out dalam menyimpan ASI perah di frezer.
4. Beli botol-botol kecil (minimal 1 lusin) untuk menyimpan ASI perah
5. Ambil satu botol dari frezer, jangan lansung dipanaskan, tapi letakkan dulu di kulkas bagian bawah. Jika sudah mencair, letakkan disuhu ruangan (ASI bisa bertahan 6 jam di suhu ruangan). Jika ingin memberikan pada bayi botol bisa di rendam dalam air hangat dalam mangkok. Jangan memanaskan ASI perah di atas kompor.
7. Sedapat mungkin gunakan sendok atau cangkir khusus yang memang di desain untuk memberikan ASI perah.
8. Berikan ASI perah on demand (sesuka hati bayi, jangan dibatasi)
9. ASI perah diberikan hanya jika bunda berjauhan dengan bayi.
10. Agar produksi melimpah, sebelum memerah jangan lupa pijat dulu PD-nya, punggungnya dan tentunya botol n tangan harus steril....
11. Lakukan ini minimal sampai bayi 2 tahun
Oke bunda, sebagai catatan saja biar bunda semangat. Ketika anak pertama saya baru umur antara 7-8 bulan saya hamil lagi. Saya tidak memberhentikannya ASI. Kakak tetap saya beri ASI sampai kakak sendiri yang memutskan berhenti kira-kira umur 3 tahun 3 bulan. (Itu yang disebut ASI tandem). Padahal waktu itu saya sedang menyelesaikan program doktor saya, membuat semacam TPA untuk anak-anak tetangga, mendirikan Sekolah Ibu, aktif sebagai daiyah, menulis, dan terakhir waktu itu aktif sebagai voter education membantu KPU mensosialisasikan cara mencontreng.
Alhamdulillah tak terasa ternyata saya bisa. Kalau saya bisa, tentu bunda sekalian juga bisa toh. Jangan menyerah dan putus asa.......
ya bunda
Dr. Yesi Elsandra
Ibu rumah tangga
Konselor laktasi
Trainer n motivator
Penulis
Dosen STIE Dharma Andalas Padang
Dosen Pascasarjana Universitas Andalas Padang
Dosen Pascasarjana Universitas Bung Hatta Padang
(artikel ini saya ambil dari forum smart parenting)
Saya lanjutkan cerita yang belum tuntas dulu ya, semoga bermanfaat....
ASI kita ketahui adalah cairan terbaik di dunia ini, tidak ada satupun susu makhluk Allah lainya yang mampu menandinginya walau semahal apapun atau sehebat apapun iklanya di media massa....
Keyakinan ini tertanam di dalam otak saya dan pemahaman ini menuntun sikap saya walaupun berat saya lalui....
Jadi jika bunda bekerja ingin tetap memberikan ASI ekslusif sambil bekekrja, tanamkan dulu dalam pikiran bunda bawah :
1. ASI is the best
2. Mimpikan bunda punya anak yang sehat dan cerdas
3. Ini tidak sulit, orang lain bisa, saya juga pasti bisa
4. Saya pasti mampu melakukannya, walau seberat apapun rintangannya.
5. Suami saya pasti mendukung....
Oke, jika itu sudah tertanam dalam otak bawah sadar bunda, maka memberi ASI walau bunda bekerja akan mudah semudah bunda melakukan aktifitas lainnya.....
Bagaimana caranya?
1. Sebelum masa cuti habis (minimal 15 hari) bunda dapat memulai memerah ASI. Saya menganjurkan manual dengan tangan saja. Untuk memudahkan dapat gunakan metode marmet. Pengalaman saya 15 menit biasanya dapat 150-200 cc
2. Lakukan pemerahan minimal 3 kali sehari dan beri kode.
3. Gunakan metode firs in firs out dalam menyimpan ASI perah di frezer.
4. Beli botol-botol kecil (minimal 1 lusin) untuk menyimpan ASI perah
5. Ambil satu botol dari frezer, jangan lansung dipanaskan, tapi letakkan dulu di kulkas bagian bawah. Jika sudah mencair, letakkan disuhu ruangan (ASI bisa bertahan 6 jam di suhu ruangan). Jika ingin memberikan pada bayi botol bisa di rendam dalam air hangat dalam mangkok. Jangan memanaskan ASI perah di atas kompor.
7. Sedapat mungkin gunakan sendok atau cangkir khusus yang memang di desain untuk memberikan ASI perah.
8. Berikan ASI perah on demand (sesuka hati bayi, jangan dibatasi)
9. ASI perah diberikan hanya jika bunda berjauhan dengan bayi.
10. Agar produksi melimpah, sebelum memerah jangan lupa pijat dulu PD-nya, punggungnya dan tentunya botol n tangan harus steril....
11. Lakukan ini minimal sampai bayi 2 tahun
Oke bunda, sebagai catatan saja biar bunda semangat. Ketika anak pertama saya baru umur antara 7-8 bulan saya hamil lagi. Saya tidak memberhentikannya ASI. Kakak tetap saya beri ASI sampai kakak sendiri yang memutskan berhenti kira-kira umur 3 tahun 3 bulan. (Itu yang disebut ASI tandem). Padahal waktu itu saya sedang menyelesaikan program doktor saya, membuat semacam TPA untuk anak-anak tetangga, mendirikan Sekolah Ibu, aktif sebagai daiyah, menulis, dan terakhir waktu itu aktif sebagai voter education membantu KPU mensosialisasikan cara mencontreng.
Alhamdulillah tak terasa ternyata saya bisa. Kalau saya bisa, tentu bunda sekalian juga bisa toh. Jangan menyerah dan putus asa.......
ya bunda
Dr. Yesi Elsandra
Ibu rumah tangga
Konselor laktasi
Trainer n motivator
Penulis
Dosen STIE Dharma Andalas Padang
Dosen Pascasarjana Universitas Andalas Padang
Dosen Pascasarjana Universitas Bung Hatta Padang
(artikel ini saya ambil dari forum smart parenting)
Labels: Artikel
0 Comments:
Post a Comment
<< Home