Friday, November 24, 2006

Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga



Pada hakikatnya setiap kita adalah kuncup bunga yang terikat pada batang pohon kehidupan. Kuncup yang kemudian dapat mekar ataupu layu sebelum berkembang. Jikalau mekar maka bunga seperti apa yang dihasilkannya? Mungkin merah, putih, kuning, violet ataupun hitam. Bisa cantik maupun tak sedap dipandang. Ya, itulah pribadi kita….

Pengkiasan ini tidak kumaksudkan pada rupa, fisik, body, atau apapun itu namanya… melainkan pada karakter kepribadian kita. Karena berapa banyak orang yang bisa mempesona kita dalam pertemuan pertama, tetapi kemudian menjadi tidak menarik dalam pertmuan selanjutnya, karena seluruh pesonanya ada pada fisiknya. Sebaliknya, ada sorang yang biasa-biasa saja dalam pertemuan pertama, tetapi semakin dalam kita mengenalnya, semakin jauh kita tertarik pada nya. Pertanyaannya adalah pada posisi manakah kita berada saat ini??? Kuncup yang layu ataukah kuncup yang mulai mekar???

Kuncup yang mekar menjadi bunga itu seperti varitas manusia unggul yang sudah teruji coba. Adalah wajar bagi manusia jika terkadang khilaf. Tapi yang menjadi catatan pentingnya adalah kemudian dia memperbaiki dirinya dan tidak mengulangi kembali kekhilafannya itu. Yang tidak wajar adalah jika ada manusia yang melakukan kesalahan kemudian dia selalu bangga dengan dosa yg diperbuatnya tanpa pernah mau memperbaiki dirinya (semoga itu bukan kita). Memang terkadang sulit bagi kita untuk menjamah varietas unggul tersebut dalam bentuk nyata dalam diri kita. Karena setiap kita punya masa lalu. yang tidak selalu mulus dalam perjalanan sejarahnya. Tapi yang pasti yakinlah bahwa transformasi itu pasti mampu di wujudkan asalkan ada kemauan, usaha, dan do’a yang nyata dan bukan hanya angan-angan belaka.

Jika saat ini kita adalah kuncup, maka jangan biarkan diri kita menjadi layu sebelum berkembang. Mulailah tanamkan azam (niat yang kokoh) dalam hati untuk mejadi bunga mekar yang mempesonakan setiap orang yang memandangnya (maksudnya orang selalu mengingat kita dalam kapasitas orang yang baik dan emang baik beneran loh). Kemudian carilah lingkungan (teman2) yang kondusif yang mampu memberikan suplay makanan pada jiwa kita agar kuncup ini tetap kuat berpegangan pada pohon kehidupan. Setelah itu siramlah diri kita dengan air keimanan secara teratur agar kebutuhan satisfaction jiwa dapat terpenuhi (ndak merasa hampa githciu). Dan kenikmatan untuk selalu menjadi bunga dapat terenyuh dalam hatimu... selanjutnya sinari diri kita dengan cahaya ketaqwaan yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip kehidupan yg tlah di gariskan oleh Allah SWT. Agar bunga itu selalu ingat bahwa dirinya harus mekar selalu....

Semoga kita bisa mejadi bunga yang mempesonakan orang yang memandang kita dan membuat mereka ingin selalu menjadi kuncup mekar menjadi bunga...


terinspirasi dari buku Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga... anis matta pustaka Ummi jakarta, 2005. yg di bold diambil dari hal. 64

Labels:

5 Comments:

At 3:05 PM , Blogger Unknown said...

saya dalam posisi mana ya?

~DariPertanyaanYangDiBold

 
At 4:06 PM , Blogger aditnesia said...

assalamu'alaikum wr wb

bedanya bunga dengan manusia, bunga pabila sudah layu akan sulit sekali untuk mekar, kalaupun bisa mekarnya pun tidak menarik

sedangkan manusia selama masih hidup, Alloh SWT akan selalu ngasih kesempatan untuk mekar (taubat, red) selama manusia itu belum mati

btw....... bunga kan identiknya dengan wanita, nah kalou laki2 analoginya apa yah....

gmn kalow gini, Biar kemilau motornya semakin terang benderang (loh) ^_^

 
At 11:22 AM , Anonymous Anonymous said...

This comment has been removed by a blog administrator.

 
At 1:13 AM , Blogger aisyah_muwaffaqah said...

@franova

ada dimananya kita bisa ditentukan oleh usaha kita ingin mencapai yang mana

@adit...
yup bunga bisa layu... dan manusia juga bisa layu kalo sudah meninggal :D

dan sebelum layu justru itu adalah kesempatan kita untuk betobat dan memperbaiki diri kita agar bisa mekar seperti bunga... :)

hehe mau touring ya naik motor ^_^

 
At 5:00 PM , Anonymous Anonymous said...

iya ya.. follow up dari kesan pertama emang begitu penting

 

Post a Comment

<< Home