Tawakal - Berserah diri

Kisah sederhana yang saya dapati dari pengalaman harian simple namun syarat makna.
Diawali dari bunyi dering telp yg menggema disaat saya dan tmn2 saya bersiap2 sholat ashar.
"assalamu'alaikum. Bu endang, sepertinya jadwal pelatihan sertifikasi guru untuk ibu dimajukan menjadi esok, krn ada peserta yg minta dijadwalkan ulang, apakah ibu bisa?" suara dari seberang telp terdengar penuh harap2 cemas.
"Wa'alaikumsalam, saya sangat senang pak mendapat kesempatan ini, namun saya khawatir tak bisa menenuhinya karena saya harus mengurus cuti terlebih dahulu yang kemaren saya cancel, selain itu saya sudah memplot waktu hari ahadnya pak" jawab saya.
sebenarnya hati kecil saya ingin sekali mengambil kesempatan tersebut. Namun disisi lain, saya juga bimbang karena hari ahadnya saya sudah berjanji tuk mengisi acara berbagi dengan lansia. Dan ini adalah x ptama saya menjadi fasilitator lansia. Tentu saya tak ingin melepaskn kesempatan ini.
buat saya kdua2nya sangat bermutu.
"beri waktu saya sampai jam 5 pak, saya coba mengurus cuti saya terlebih dahulu" lanjut saya pada beliau. Sambil saya berpikir mencari solusi acara ahad.
suara diseberang telp mengiyakan dengan nada cemas yang terdengar jelas.
bukan dsini inti cerita tulisn ini. Karena ini hanya sebuah permulaan. Mari saya smbung lagi ya kisahnya.
pembicaraan ini meninggalkan bimbang dihati ini, dilema 2 pilihan baik, tuk mengisi waktu hidup. Sesungguhnya jika ini berjalan normal tentu saya akan tetap bisa mendapatkan moment berbagi dengan lansia (ahad) dan pelatihan (november). Namun kini semua brbeda...
Jamaah sholat sudah dimulai, saya telat, ah ada rasa sesal di hati karena hanya menempatkan diri pada posisi masbuk. Namun firman Allah slalu benar tak pernah mengecewakan. saya teringat pada firman-Nya "Dan jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu".
Sore itu benar2 saya pasrahkan diri ini tuk minta jalan keluar yang terbaik atas dilema ini.
Penyerahan diri sepenuhnya dan hanya menyandarkan diri ini pada-Nya serta merasakn bahwa tiada daya dan upaya kecuali hanya milik Allah. Dan ternyata Allah tahu yang terbaik. atas diri ini.
Bada sholat telp berdering, suara disebrang telp mberitahukan bahwa saya tetap mendapat an jadwal November. Alhamdulillah hanya itu yang bisa terucap dari bibir ini.
Hari ini Allah memberikan pelajaran tawakal... seperti dahulu, saat saya diajarkan rasa sabar dengan jalan yang terbaik oleh-Nya...
Diawali dari bunyi dering telp yg menggema disaat saya dan tmn2 saya bersiap2 sholat ashar.
"assalamu'alaikum. Bu endang, sepertinya jadwal pelatihan sertifikasi guru untuk ibu dimajukan menjadi esok, krn ada peserta yg minta dijadwalkan ulang, apakah ibu bisa?" suara dari seberang telp terdengar penuh harap2 cemas.
"Wa'alaikumsalam, saya sangat senang pak mendapat kesempatan ini, namun saya khawatir tak bisa menenuhinya karena saya harus mengurus cuti terlebih dahulu yang kemaren saya cancel, selain itu saya sudah memplot waktu hari ahadnya pak" jawab saya.
sebenarnya hati kecil saya ingin sekali mengambil kesempatan tersebut. Namun disisi lain, saya juga bimbang karena hari ahadnya saya sudah berjanji tuk mengisi acara berbagi dengan lansia. Dan ini adalah x ptama saya menjadi fasilitator lansia. Tentu saya tak ingin melepaskn kesempatan ini.
buat saya kdua2nya sangat bermutu.
"beri waktu saya sampai jam 5 pak, saya coba mengurus cuti saya terlebih dahulu" lanjut saya pada beliau. Sambil saya berpikir mencari solusi acara ahad.
suara diseberang telp mengiyakan dengan nada cemas yang terdengar jelas.
bukan dsini inti cerita tulisn ini. Karena ini hanya sebuah permulaan. Mari saya smbung lagi ya kisahnya.
pembicaraan ini meninggalkan bimbang dihati ini, dilema 2 pilihan baik, tuk mengisi waktu hidup. Sesungguhnya jika ini berjalan normal tentu saya akan tetap bisa mendapatkan moment berbagi dengan lansia (ahad) dan pelatihan (november). Namun kini semua brbeda...
Jamaah sholat sudah dimulai, saya telat, ah ada rasa sesal di hati karena hanya menempatkan diri pada posisi masbuk. Namun firman Allah slalu benar tak pernah mengecewakan. saya teringat pada firman-Nya "Dan jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu".
Sore itu benar2 saya pasrahkan diri ini tuk minta jalan keluar yang terbaik atas dilema ini.
Penyerahan diri sepenuhnya dan hanya menyandarkan diri ini pada-Nya serta merasakn bahwa tiada daya dan upaya kecuali hanya milik Allah. Dan ternyata Allah tahu yang terbaik. atas diri ini.
Bada sholat telp berdering, suara disebrang telp mberitahukan bahwa saya tetap mendapat an jadwal November. Alhamdulillah hanya itu yang bisa terucap dari bibir ini.
Hari ini Allah memberikan pelajaran tawakal... seperti dahulu, saat saya diajarkan rasa sabar dengan jalan yang terbaik oleh-Nya...
Labels: Cat Har
0 Comments:
Post a Comment
<< Home