Monday, May 05, 2008

Menikahlah...


Tulisan ini kupersembahkan untuk sahabatku yang bertanya "cukupkah bagiku hanya dengan berpegang pada hadits nabi "menikahlah selagi muda?""
kala itu ku jawab. "persoalannya bukan pada lafaz hadits tersebut, namun pada implementasinya sebagai upaya engkau mengikuti sunah rasulmu dalam rangka pengejauantahan bukti cintamu padanya. so, berpegang teguhlah engkau pada sunah rasulmu dalam mengimplementasikannya dan itu cukup untuk mu wahai diri yang mencintai Muhammad saw."

Menikah itu adalah salah satu bentuk ibadah kita kepada Allah, Rabb kita. Dan sebaik-baiknya amal ibadah itu adalah yang diniatkan karena Allah dan rasulNya (1). Didalamnya (pernikahan), Allah telah menjanjikan karunia yang banyak diantaranya adalah 1. Dilimpahkannya ketentraman dan kasih sayang (Ar-Rum : 21) (2); 2.Diberikan kekayaan (An-Nur : 32) (3); 3.Bantuan penggenapan 1/2 Dien (Al Hadits) (4); 4.Penjagaan pandangan dan kemaluan (5). itulah beberapa balasan dari Allah bagi kita yang menikah.

Sebagai salah satu ibadah kita kepada Allah, maka sudah sepatutnyalah kita mempersiapkan perbekalan yang cukup untuk menenpuh pernikahan yang barokah. Dan sebaik-baiknya bekal adalah Taqwa. Karena ketaqwaan kitalah yang Allah lihat, bukan siapa suami kita, atapun siapa istri kita. Karena sesungguhnya mereka hanyalah patner kita dalam beribadah, dan kita adalah patner bagi mereka. Lalu sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menjadi patner yang tangguh dalam ibadah yang satu ini?

Menikah adalah sebuah keputusan yang besar. Dalam buku "kado pernkahan untuk istriku" sang penulis menuliskan bahwa "pernikahan merupakan suatu perjanjian yang berat (mistaqon gholizoh) dan Allah telah menyematkan salah satunya pada pernikahan, dari tiga sebutan mistaqon gholizoh yang Allah sebutkan dalam Al-quran ". Dan hal ini tentu memiliki makna yang dalam jika kita memikirkannya dengan sebenar-benarnya pemikiran. Sebuah keputusan yang besar yang berarti "Kita akan memperhatikan semua situasi pasangan kita untuk mengetahui apa yang ia butuhkan agar tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia... kita akan bekerja keras untuk memfasilitasi pertumbuhannya semaksimal mungkin... kita akan merawat proses pertumbuhan itu melalui kebajikan harian yang akan kita lakukan padanya... dan kita juga akan melindungi dirinya dari segala sesuatu yang dapat merusak dirinya dari proses pertumbuhan itu..." (6)

Besarnya keputusan yang kita pilih itu mensyaratkan peralatan-peralatan penunjang yang kan mampu menopang beratnya beban. Karena dalam pernikahan itu, kita tidak hanya akan menemukan romantisme-romantisme saja melainkan ada tanggung jawab dan hak masing-masing dari kita dan pasangan hidup kita tersebut. Hak dan tanggung jawab yang harus di tunaikan oleh kita terhadap pasangan kita, antara kita dengan anak-anak kita, antara diri kita dengan orang tua dan mertua kita, dan antara kita dan tetangga kita nantinya. Dan peralatan yang dimaksud antara lain : 1.Kemampuan komunikasi; 2.Kemampuan manajerial rumah tangga; 3.Kemampuan mengelola emosi; Kemampuan Menjemput rizkinya Allah; 4.Kemampuan mendidik; 5.Kemampuan berbuat adil; 6.Kemampuan menimba ilmu; dst

Peralatan-peratan itu begitu penting setelah perbekalan taqwa yang telah kita penuhi sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai kita terkaget-kaget saat memasuki bahtera rumah tangga, karena apa yang ada tidak sesuai dengan bayangan indah kita. Dan jangan pula kita menjadi gagap, karena terbingungkan dengan permasalahan-permasalahan yang muncul dikemudian hari dalam perjalanan biduk rumah tangga yang kita jalani. Selain itu, pentingnya peralatan tersebut adalah pada saat kita mensinergikan perbedaan-perbedaan yang ada pada diri kita dan pasangan kita untuk bermetamorfosa menjadi sempurna secara bersama, untuk kita dan pasangan kita agar mampu menjemput keberkahan pernikahan yang kita jalani, dan akhirnya agar Allah ridha pada kita dan pasangan kita karena ibadah yang satu ini. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah sudah seberapa besarkah kita mempersiapkan peralatan-peralatan penunjang pernikahan tersebut?

Pemaparan pentingnya perbekalan dan peratanan yang dibutuhkan itu tidak dimaksudkan untuk menjadikan kita goyah dalam memasuki pernikahan barokah, karena khawatir tidak mampu menyelesaikan ibadah yang satu ini sampai sempurna. Namun dimaksudkan agar kita mempersiapkannya dengan sebenar-benarnya persiapan. HIngga akhirnya keberkahan pernikahan itu benar-benar terwujud dan bukan sekedar impian belaka. Agar semangat pernikahan barakah itu tetap terjaga dari awal hingga akhirnya yaitu jangan sampai semangat itu hanya menggebu di awal namun padam ketika memasuki medan sesungguhnya. Karena berapa banyak orang yang ketika diawalnya menggebu-gebu untuk menikah namun di perjalanannnya terbubarkan hanya karena tidak dapat mensinergikan perbedaan-perbedaan yang ada? dan berapa banyak orang yang menikah dengan semangat menggebu namun setelah menikah ia dan pasangannya tidak mampu bermetamorfosa menjadi pribadi yang lebih sempurna jika dibandingkan saat sendiri. Dan berapa banyak orang yang menikah dengan semangat diawal namun diperjalanannya mencari pasangan yang lain (selingkuh) hanya karena ia tidak menemukan kebahagian yang ia impikan?

Semoga kita menjadi orang-orang yang senantiasa bersiap-siap dan mempersiapkan perbekalan dan peralatan-peralatan yang dibutuhkan dalam menuju pernihakan barakah. Hingga akhirnya sepenggal firdaus itu benar-benar singgah di rumah tangga kita "Rumahku adalah surgaku". Semoga kita menjadi orang-orang yang semangat dan tetap bersemangat dalam mengarungi samudra kehidupan dalam bahtera rumah tangga yang pastinya akan disapa ombak ujian dan dihembuskan angin cinta dan kasih yang keduanya berasal dari Allah. Akhir kata "Fa idza azamta fatawakal 'alallah. (barang siapa yang sudah berazam maka bertawakal-lah pada Allah)".

5 mei 2008


Catatan kaki
(1). Dari Amiril Mukminin, Abu Hafsh, Umar bih Khathab ra bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya diterimanya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya (akan diterima) sebagai hijrah karena Allah dan rasul-Nya, dan barang siapa berhijrah karena dunia yang ia cari atau wanita yang hendak dinikahinya, maka ia akan mendapati apa yagn ia tuju.” (HR Bukhari dan Muslim)
(2). Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.(QS. Ar-Ruum : 21)
(3). Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas lagi Maha Mengetahui.(QS. An-Nur : 32)
(4). Dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Barangsiapa yang diberi oleh Allah SWT seorang istri shalihah, maka Dia telah membantunya untuk menyempurnakan setengah dari agamanya. Untuk itu, hendaklah ia bertaqwa kepada Allah pada setengah lainnya. (HR. Thabarani dan Al-Hakim 2/161).
(5). “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan untuk menikah, maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
(6). Menggubah tulisan anis mata dalam Tarbawi serial cinta dengan tema “Mencintai itu keputusan”

Labels:

3 Comments:

At 7:51 PM , Anonymous Anonymous said...

thanks bu, udah liat, tapi belum bener2 dibaca :D semoga bermanfaat buat yang lain juga

 
At 1:22 PM , Anonymous Anonymous said...

makash yach jeng..tambahan ilmu nich..

 
At 1:22 PM , Anonymous Anonymous said...

makash yach jeng..tambahan ilmu nich..

 

Post a Comment

<< Home